Wednesday 20 October 2010

Tanaman Sagu Sumber Karbohidrat dan Bioetanol

Tanaman sagu dapat berfungsi sebagai sumber karbohidrat, energi (bioetanol) dan konservasi sumber air, kata Badan Ketahanan Pangan (BKP) Maluku, Syuyadi Sabirin.



“Ini perlu dikelola dengan baik, apalagi Maluku memiliki habitat asli tanaman sagu terbesar kedua di Indonesia setelah Papua,” katanya di sela acara Seminar Internasional tentang Sagu dan Rempah-Rempah, di Ambon, Rabu.



Seminar yang dijadwalkan dua hari (28-29 Juli) tersebut dibuka oleh Menteri Pertanian Suswono dan dihadiri 100-an peserta dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua dan Papua Barat.



Menurut Syuryadi, di Maluku saat ini terdapat 31.000 lahan sagu dengan 3,1 juta pohon yang tersebar di tujuh kabupaten/kota, dengan tingkat produktivitas rata-rata 25 ton per tahun.



Selain sagu, Maluku juga memiliki komoditas spesifik lokasi penting lainnya seperti pala dan cengkeh yang nilai ekonominya terus meningkat selama dua tahun terakhir.



Luas lahan tanaman cengkeh di Maluku saat ini mencapai 35.481 hektare dengan jumlah produksi 13.081 ton per tahun. Sedangkan lahan pala ada 10.687 hektare dengan angka produksi 3.297 ton per tahun.



Menteri Pertanian H. Suswono dalam kesempatan itu juga mengatakan, penganekaragaman pangan perlu dilakukan untuk mendukung program Kementerian Pertanian, yakni mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras sebanyak 1,5 persen per tahun, yang dinilai sangat lambat pelaksanaannya.



“Pengolahan pangan yang berbasis pada sumberdaya lokal belum berkembang secara efisien,” kata Menteri.



Suswono menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Konferensi Dewan Ketahan Pangan yang dihadiri oleh seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota se-Indonesia dan organisasi kemasyarakatan nasional maupun internasional di Jakarta, 24 Mei lalu telah mencanangankan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.



“Hal ini ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumbedaya Lokalguna mempercepat perncapaian standar dan kualitas konsumsi pangan masyarakat,” katanya.



Seminar internasional tentang sagu dan rempah-rempah menghadirkan Kopli Bujang dari Malaysia University, Hiroshi Ehara dari Mie University (Jepang), Bintoro Joefrie dari (Intitut Pertanian Bogor) IPB.



Selain itu, F.J. Rumahlatu dan T.D Pariella dari Universitas Pattimura (Unpatti), serta L. Muhuria dari Universitas Darussalam (Unidar) Ambon.



Hadir juga sebagai pembicara, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Kepala BKP RI Achmad Suryana, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal, Direktur Eksekutif Dewan Rempah Indonesia (DRI) Suhirman Muljodiharjo.



Cahya Widayanti dari Kementerian Perdagangan, Rieny Ariono dari Koperasi Jasa Boga Utama (JBU), Kepala Kadin Indonesia Juan Gondokusumo dan Destry Damayanti dari PT. Bank Maluku, Tbk.



Sumber : antaramaluku.com