Thursday 14 October 2010

Empat Varietas Ubikayu Berpotensi Dukung Industri Bioetanol

Untuk mendorong penyediaan bahan baku industri Bioetanol, Badan Litbang Pertanian melalui Puslitbang Tanaman Pangan telah menghasilkan teknologi produksi ubikayu yang mencakup penyiapan lahan dan bibit; pola, waktu dan cara tanam; pengendalian erosi; populasi tanaman dan jarak tanam; pengenalian gulma; pemupukan; pengendalian hama dan penyakit; dan panen. Sedangkan untuk mendukung bahan baku industri Bioetanol sendiri, varietas yang disarankan adalah yang mempunyai karakteristik : a) berkadar pati tinggi, b) potensi hasil tinggi, c) tahan tekanan cekaman biotik dan abiotik, serta d) fleksibel dalam usahatani dan umur panen.



Dari enam belas varietas unggul ubikayu yang telah dilepas Departemen Pertanian, ada empat varietas yang memiliki karakter sesuai dengan kriteria tersebut yaitu : Varietas Adira-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5. Adira-4 memiliki kandungan pati 25-30%, tahan penyakit layu, potensi hasil 25-40 ton/ha dan umurnya 8 bulan. Sedangkan varietas Malang-6 memiliki kandungan pati 25-32%, potensi hasil 36,4 ton/ha dan agak tahan hama kutu merah serta mempunyai umur 9 bulan. Varietas UJ-3 memiliki kandungan pati 25-30%, potensi hasil 30-40 ton/ha, tahan penyakit bakteri dan umur mencapai 8 bulan. Adapun varietas UJ-5 memiliki kadar pati 20-30%, potensi hasil 25-38 ton/ha, tahan penyakit bakteri dan mempunyai umur 9-10 bulan.



Varietas Adira-4 telah meluas pengembangannya di beberapa sentra produksi ubikayu. Di Kediri Jawa Timur, hasil Adira-4 berkisar 26-41 ton/ha dan di Lampung 30-41 ton/ha. Selain umurnya genjah, Adira-4 ini tahan terhadap penyakit layu, yang merupakan penyakit penting ubikayu, disamping dapat dikembangkan dalam pola tumpangsari. Hasil penelitian di Bogor, varietas Adira-4 yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah dan jagung masih mampu mencapai hasil 31,0 ton/ha dan di Lampung 39,2 ton/ha. Dalam usahatani komersial, ubikayu harus menghasilkan 20-25 ton/ha agar menguntungkan, yaitu dengan B/C rasio lebih dari 1,0. Angka ini dapat dicapai jika harga ubikayu di tingkat petani Rp. 250-300/kg,



Info teknologi produksi

Informasi tentang teknologi produksi ubikayu untuk mendukung industri Bioetanol itu sendiri sebenarnya telah dituangkan dalam bentuk buku dengan judul "Teknologi Produksi Ubikayu Mendukung Industri Bioetanol" sejak tahun lalu. Buku tersebut disusun oleh para peneliti, antara lain J. Wargiono. Selain memuat teknologi produksi yang mampu menghasilkan produksi 40 ton/ha, buku ini menyertakan varietas-varietas yang cocok untuk industri Bioetanol serta strategi peningkatan produksinya. Buku tentang teknologi ubikayu ini dapat dijadikan acuan dalam upaya mempercepat pencapaian target produksi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri Bioetanol dalam program pemanfaatan bahan bakar nabati.



Sumber: http://www.litbang.deptan.go.id